Facebook Facebook Facebook Facebook

Elektronika Dasar

Metal Detector Sensor

Rangkaian Metal Detector Sensor Sangat bermanfaat bagi pencegahan/ deteksi dini terhadap ancaman bom atau tindak kejahatan seseorang yang membawa barang berbahaya senjata tajam ,atau senjata berapi
Rangkaian Metal Detector Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi adanya metal atau logam. Metal Detector Sensor ini sangat bagus diaplikasikan di sebuah Hotel, Area Parkir, Airport, dan lain-lain.
Gambar Rangkaian Metal Detector Sensor
metal-detector

Rangkaian Pengusir Nyamuk

Cara kerja Rangkaian Pengusir Nyamuk :
Menurut penelitian, Biasanya yang sering mengigit itu adalah nyamuk betina sedangkan nyamuk betina tidak senang kalau didekati oleh nyamuk jantan jika tidak pada saat musim kawin.
Rangkaian Pengusir Nyamuk ini menghasilkan frekuensi tinggi suaranya menyerupai suara nyamuk jantan. Oleh karena itu nyamuk betina akan pergi.
rangkaian-pengusir-nyamuk
Daftar Komponen Rangkaian Pengusir Nyamuk :
R1 = 10K
R2 = 680 ohm 1/4watt
R3 = 1oo ohm 1/4watt
D1 = IN4001
P1 = potensio lineir
C1 = 0,01mf
Tr1 = UJT2646
Tr2 = BC548
Ls = tweeter

Rangkaian Pengusir Tikus Elektronik


Pengusir-Tikus-Elektronik
Daftar  komponen Rangkaian Pengusir Tikus  elektronika:
R1        …  1K
R2,R3   … 15K
C1         … 1nF
C2         … 1uF/16V
C3         … 10nF
C4         … 220nF
C5         … 1000uF/16V
D1..D4   … 1N 4001
IC1        … 555
Tr1       … Trafo 6V/200mA
TD1     … speaker tweeter bentuk corong
F1         … Fuse/sekring 50 mA
Rangkaian Pengusir Tikus Elektronik adalah sebuah oscilator yang mengeluarkan gelombang ultrasonic pada kisaran frekuensi 20 – 40 KHz. Gelombang ultrasonic yang dihasilkannya tidak akan terdengar di telinga kita tapi akan sangat mengganggu sekali bagi telinga tikus.
Untuk menghindari tikus menjadi kebal terhadap Rangkaian Pengusir Tikus Elektronik, maka Base Frequency dimodulir dengan signal 50 Hz yang didapat dari frekuensi tegangan jala-jala PLN melalui kapasitor C4  sehingga akan dihasilkan ayunan frekuensi antara 20 – 40 KHz secara periodik. Efek yang dialami tikus akan terasa sangat dasyat, seolah-olah seperti kita berada pada sebuah konser music amburadul dengan irama yang acak-acakan dan tidak bisa dinikmati sama sekali, plus sa’at itu kita lagi sakit gigi!! Bisa dibayangkan, music trust-metal mungkin masih jauh lebih indah dibanding suara alat ini
Jantung rangkaian pengusir tikus elektronik adalah sebuah IC tipe 555. Gunakan loudspeaker dari piezo electric atau speaker tweeter bentuk corong agar frekuensi ultrasonic-nya lebih nendang dan efektif. Pengusir tikus elektronik ini efektif untuk ruangan seluas maksimal 200 m2 asal penempatannya tepat. Bisa diletakkan di pojok atas ruangan agar frekuensi noise-nya bisa menyebar ke seluruh ruangan tanpa halangan. Nyalakan secara terus menerus untuk menjaga agar tikus tidak datang lagi, tidak usah khawatir dengan konsumsi listriknya karena daya listrik yang dibutuhkan cukup rendah, masih lebih besar lampu bohlam 5 watt/220 volt. Pengaturan frekuensi dsb. tidak diperlukan pada Rangkaian Pengusir Tikus Elektronik ini.

UPS (Uninterruptible Power Supply)

UPS (Uninterruptible Power Supply) digunakan untuk mengantisipasi listrik padam. Output rangkaian UPS ini memiliki daya sekitar 1,5W. Sebelum rangkaian utama terdapat rangkaian layaknya mini adapter yang memiliki tegangan antara 9V/12V dengan kuat arus sebesar 500mA. Tegangan yang dihasilkan ini digunakan untuk mengoperasikan rangkaian dan mengisi battery. UPS dirancang untuk tetap dapat menjalankan perangkat elektronik meskipun listrik padam.
UPS-mini
Cara Kerja Rangkaian
Ketika inverter UPS (Uninterruptible Power Supply) dijalankan dengan masukan AC, kemudian di ubah menjadi tegangan DC. Pada bagian output penyearah digunakan untuk mengisi battery. Ketika power gagal atau terjadi pemadaman arus listrik, tegangan dc mengalir ke inverter yang kemudian menghasilkan tegangan AC pada keluaran inverter
Rangkaian terhubung disekitar IC CD4047 yang beroperasi sebagai multivibrator pada frekuensi 50 Hz. Output Q multivibrator ini menggerakkan MOSFETs IRF540. Outout inverter disaring dan direduksi menggunakan MOV (Metal Oxide Vasitor). Tranformer yang digunakan adalah 9-0-9, 1.5A. Dua LED (D6 dan D7) digunakan sebagai indikator apakah tegangan utama ataukah baattery yang sedang bekerja.

Rangkaian Lampu Knight Rider

Bagi penggemar film Knight Rider pasti tidak asing dengan mobil canggih Kit nya, yang punya ciri khas lampu di depan  mobilnya. Dengan pergerakan nyala lampu khusus. LED menyala dari tengah kemudian menyala dari kiri dan kanan setelah sampai diujung kemudian kembali ke tengah dan bertabrakkan begitu seterusnya.
Pcb-Knight-ReiderKnight-Reider
Knight-Reider
Rangkaian lampu Knight Rider di bangun dari 2 IC, 4017 sebagai Pencacah, 555 sebagai  pembangkit pulsa. Gambar PCB dan tata letak komponennya sudah ada anda tinggal mencontohnya. Komponen-komponen yang dibutuhkan mudah didapat di toko-toko elektronik, harganyapun murah. Selamat merakit Rangkaian lampu Knight Rider

Rangkaian untuk Mengetahui Kebocoran Gas

Rangkaian untuk Mengetahui Kebocoran Gas ini dapat mendeteksi atau mengetahui adanya kebocoran gas. Dalam rangkaian ini tahanan dari Sensor akan berubah bila adanya kebocoran Gas yang mencapai maksimum.
Dengan adanya perubahan tahanan tersebut, maka tegangan akan berubah dan mengaktifkan Transistor, oleh Transistor tersebut tegangan akan diperkuat untuk mentriger SCR yang akan menggerakan relay.Relay dapat dihubungkan dengan beban berupa lampu atau alarm.

Rangkaian-untuk-mengetahui-kebocoran-gas
Rangkaian-untuk-mengetahui-kebocoran-gas

DETEKTOR SIGNAL AF/RF

Rangkaian Detektor Signal AF / RF  ini adalah rangkaian elektronik khusus yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya signal AF/RF pada bagian tertentu dari sebuah rangkaian.. Seluruh perangkat Detektor Signal AF / RF  dapat dibuat sekecil mungkin sehingga dapat dimasukkan dalam wadah untuk menjaga keamanan.
Dasar rangkaian Detektor Signal AF / RF  ini menggunakan sebuah audio amplifier dan sebuah loudspeaker dengan saklar masukan untuk signal AF dan RF. Bagian Audio amplifier pada rangkaian ini dibuat oleh IC TDA 2822M, dengan low power stereo amplifier pada 8-pin mini DIP. IC ini digunakan sebagai bridge cofiguration untuk mengecilkan output power hingga 250 mW, loudspeaker yang digunakan 4 ohm, 500mW. Arus yang dibutuhkan lebih kecil dari 10mA dengan tegangan 3V battery.
DetektorRF
DetektorRF
Kerja Rangkaian Detektor Signal AF / RF
Ketika selektor switch pada posisi AF, Detektor Signal audio bekerja pada masukan input AF amplifier (pin 7 IC 1) melalui kapasitor C2  dan Potensiometer VR1. Kapasitor C2 selalu menahan input amplifier dari tegangan DC dan mewujudkannya dalam signal audio frekuensi. Signal input IC 1 dapat diatur dengan bantuan potensiometer VR1.
Ketika selector switch pada posisi RF, Detektor rangkaian detektor dan demodulator dibentuk oleh kapasitor C1, diode D1, dan resistor R1 serta R2 yang dihubungkan pada input rangakaian. Bila signal audio terdeteksi maka akan secara nyata masuk kerangkaian untuk diperkuat. Pendeteksian signal ini dilakukan dengan cara mencolokkan peraba (Probe) pada kaki-kaki komponen yang ada.

Digital Volume Control

Prinsipnya yaitu mengganti potensiometer putar dengan rangkaian digital volume control.
Cara Kerja Rangkaian
Rangkaian digital volume control ini menggunakan 9 IC. Untuk mengoperasikan rangkaian dibutuhkan tegangan regulator sebesar 12 Volt.
IC1 (555) difungsikan sebagai flip-flop.Dalam rangkaian ini memiliki periode 0,3 second.Frequensi atau periode dapat ditentukan dengan memilh nilai resistor R44, R45 yang dikombinasikan dengan kapasitor C6.
IC2 digunakan untuk menaikkan atau menurunkan perhitungan. Dalam rangkaian ini mode up digunakan untuk menaikkan dan mode down digunakan untuk mengecilkan volume.
IC3 dalam rangkaian digunakan sebagai level indikator sedangkan IC4 digunakan sebagai potensiometer.
IC3 dan IC4 memiliki 16-chanel, sedangkan analogue multiplexers berfungsi sebagai switch analog.
DigitalVolume
Rangkain Digital Volume
Setelah power di on-kan, switch S1 kemudian ditekan untuk reset. Ketika switch S2 ditekan, IC2 menaikkan pulsa dan ditanggapi dalam bentuk keluaran kaki B, C, dan D pada IC2 CMOS.
Keluaran B, C dan D mengontrol jalur masukan IC2 dan IC3, serta dipilih salah satu, keluaran 16-chanel, oleh turning pada analogue.
Switch S2 digunakan untuk menaikkan dan switch S3 digunakan untuk mengecilkan volume.
IC4 digunakan sebagai potensiometer yang dihubungkan pada 15 resistor (R9 hingga R23) masing-masing diantara 16 input pin dan resistor/kapasitor dikombinasikan dengan C2, C3 dan R7 pada output.
Kapasitor C2, C3 dan resistor R7 disediakan untuk menyaring audio. Kapasitor elektrolit sebesar 1uF (C4) digunakan utnuk mencegah terjadinya noise.
Sedangkan resistor R8 dan R6 digunakan untuk menghambat tegangan pada setengah tegangan supply guna menghindari adanya distorsi signal audio yang berasal dari preamplifier.

ADC/DAC ( Analog to digital Converter )

ADC/DAC ( Analog to digital Converter )
Analog to Digital Converter (ADC) adalah pengkonversi atau pengubah sinyal dari sinyal Analog ke Digital.
Yaitu agar sinyal analog tersebut bisa dibaca sebagai data bila sudah dalam bentuk data maka dapat dengan mudah mengolah data tersebut didalam perangkat digital.
II. Karakteristik Dasar ADC/DAC
Konverter A/D tersedia secara komersial tersedia sebagai rangkaian terpadu dengan resolusi 8bit, 16 bit sampai dengan 32 bit.
Perbedaan dari bit resolusi tersebut, pada ADC0801, yaitu sebagai sebuah konverter A/D 8 bit yang mudah diinterfacekan dengan sistem berbasis 8 bit misalkan mikrokontroller.
ADC0801 mempunyai pembangkit clock internal dan memerlukan catu daya +5V dan mempunyai waktu konversi optimum sekitar 100us.
A/D ini menggunakan metode approksimasi berturut-turut untuk mengkonversikan masukan analog (0-5V) menjadi data digital 8 bit yang ekivalen.
Gambar 1. Konfigurasi Pin ADC080x
adc
ADC/DAC ( Analog to digital Converter )
Sinyal mulai konversi pada WR (pin 3). Untuk memulai suatu konversi, CS harus rendah. Bilamana WR menjadi rendah, konverter akan mengalami reset, dan ketika WR kembali kepada keadaan high, konversi segera dimulai.
Konversi detak konverter harus terletak dalam daerah frekuensi 100 sampai 800kHz.
Pin 11 sampai 18 ( keluaran digital ) adalah keluaran tiga keadaan, yang dapat dihubungkan langsung dengan bus data bilamana diperlukan.
Apabila CS ( pin 1 ) atau RD (pin2) dalam keadaan high (“1”), pin 11 sampai 18 akan mengambang ( high impedanze ), apabila CS dan RD rendah keduanya, keluaran digital akan muncul pada saluran keluaran.
Pin 5 adalah saluran yang digunakan untuk INTR, sinyal selesai konversi. INTR akan menjadi tinggi pada saat memulai konversi, dan akan aktiv rendah bila konversi telah selesai. Tepi turun sinyal INTR dapat dipergunakan untuk menginterupsi sistem mikrokontroller, supaya mikrokontroller melakukan pencabangan ke subrutine pelayanan yang memproses keluaran konverter.
CLK IN ( pin 4) dapat diturunkan dari detak mikrokontroller, sebagai kemungkinan lain, dapat mempergunakan pembangkit clock internal dengan memasang rangkaian RC antara CLN IN ( pin 4) dan CLK R ( pin 19).
Pin 6 dan 7 adalah masukan diferensial bagi sinyal analog. A/D ini mempunyai dua ground, A GND (pin 8) dan D GND ( pin10).
Kedua pin ini harus dihubungkan dengan ground. Pin 20 harus dihubungkan dengan catu daya +5V
A/D ini mempunyai dua buah ground, A GND ( pin 8 ) dan D GND ( pin 10). Keduanya harus dihubungkan dengan catu daya, sebesar +5V.
Pada A/D 0804 merupakan tegangan referensi yang digunakan untuk offset suatu keluaran digital maksimum.
A/D ini dapat dirangkai untuk menghasilkan konversi secara kontinu. Untuk melaksanakannya, harus menghubungkan CS, dan RD ke ground dan menyambungkan WR dengan INTR seperti pada gambar dibawah ini.
Maka dengan ini keluaran digital yang kontinu akan muncul, karena sinyal INTR menggerakkan masukan WR. Pada akhir konversi INTR berubah menjadi low, sehingga keadaan ini akan mereset konverter dan mulai konversi.
III. Parameter-Parameter Penting Pada ADC
Time Konversi
Time konversi atau waktu konversi adalah waktu yang dibutuhkan oleh ADC untuk mengkonversi data analaog ke digital,
Time konversi semakin tinggi mungkin semakin baik, tetapi harus didukung pula untuk interface nya seperti apa, missal untuk mikrokontroller yang support untuk time lebih besar maka tidak akan cocok bila menggunakan ADC dengan Time yang lebih besar
Untuk menentukan time konversi ini harus melihat di datasheet nya, dan harus dilihat untuk kebutuhan seperti apa.
Penentuan time konversi ini perlu disesuaikan dengan design interface nya seperti apa. Jika semua device nya mendukung untuk time yang lebih cepat maka dengan menggunakan ADC yang time nya lebih cepat itu akan menjadi lebih baik.
Resolusi konversi ADC
Resolusi konversi dari sebuah konverter analog ke digital adalah, dimana kita dapat mengkonversikan data analog kedalam bit-bit digital tersebut, apakah data analog tersebut akan dikonversikan ke dalam data 8bit, 16 bit atau 32bit
Tergantung keinginan si perancang design dan tergantung dari kekompatibelan device yang nanti akan di interface kan.
Misalkan ingin meng interface kan ADC dengan mikrokontroller maka harus dilihat support untuk berapa bit kah mikrokontroller tersebut?, dan biasanya mikrokontroller support untuk ADC dengan resolusi 8 bit.

DIODA Zener

Penemuan DIODA Zener didasari atas terjadinya Fenomena tegangan breakdown dioda.
Tidak ada perbedaan sruktur dasar dari zener dengan dioda.Tetapi dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai.
Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 1.5 volt, 3.5 volt dan sebagainya.
Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju maka zener biasanya berguna pada bias negatif (reverse bias).
zener
Symbol dioda zener

0 komentar:

Posting Komentar